![]() |
Rembuk Tani di Koptan Beriuk Maju Mandalika Kec. Sanubaya pada Sekolah Lapang |
Salah satu metode proses belajar mengajar
yang efektif bagi petani dengan difat tidak formal tetapi nyata dengan metode sekolah lapangan.
Sekolah lapang, sebagai proses
pembelajaran non formal bagi petani dalam meningkat pengetahuan
dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifi kasi
dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai
dengan sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga
usahatani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
Kegiatan sekolah
lapang yang diawali dengan kegiatan rembug tani kelompok antara petani, pengurus, penyuluh
baik kelurahan/desa, kecamatan dan kabupaten/kota dan provinsi membahas
identifikasi dan pemecahan asalah dalam pelaksanaan program kegiatan. Hal
tersebut dilakukan oleh para petani di Kelompok Tani Beriuk Maju Kelurahan
Mandalika Kecamatan Sanubaya Prov. NTB (24072017).
Identifikai
tersebut didasarkan oleh program peningkatan produktivitas komoditi pangan
stragetis nasional dalam rangka
mendukung upsus yaitu padi. Karena diketahui sebelumnya selain padi, ada
komoditi lain seperti jagung, kedelai, bawang merah, cabe, tebu dan
daging/ternak.
Dijelaskan oleh
koordinator penyuluh kota mataram, Totok,
SP,. Bahwa identifikasi potensi wilayah dalam sekolah lapang sangat diperlukan
dalam mencapai tujuan. Karena kegiatan sekolah lapang diharapan untuk
menyeiapkan petani-petani yang tangguh yang mampu menghadapi dinamika dan
tantangan sesuai dengan zaman termasuk dengan generasi petani akan minat para
pemuda-pemudi mencintai pertanian.
Sedangkan ketua
kelompok tani beriuk maju Sahdan menyampaikan hasil rembuk tani bersama peserta
dengan 30 orang anggotanya, akan melakukan sekolah lapang dengan luas lahan 1
Ha komoditi padi menggunakan teknologi jajar legowo super. Karena diketahui
bhawa kebiasaan petani sebelumnya menggunakan jajar legowo hanya menbuat lorong
tanpa disisipkan, sehingga perlu diperjelaskan kembali akan fungsi lorong di
jajar legowo dimaksud.
Dengan menggunakan
jarwo, maka pengetahuan materi dalam penggunaan pupuk sangat diperlukan seperti
materi bagan warna daun (BWD), pengendalian hama penyakit baik secara kimiawi dan
organic/alami serta sistem pasca panen ungkapnya.Dengan terjadinya perubahan
kelembagaan penyuluhan, melalui Badan penyuluhan dan pengembangan sumber daya
manusia pertanian dan perkebunan (BPPSDMPP) Prov. NTB dalam mencapai target
swamsembada berkelanjutan untuk meningkatkan efetivitas efisien penyuluhan maka
peran penyuluh dalan memotivasikan petani sebagai pelaku utama menerapkan
inovasi teknologi secara maksimal melalui sekolah lapang ungkap Syamsul Riyadi,
S.TP sebagai penyuluh pertanian provinsi.
Ditambahkan juga
pada pertemuan rembuk tani tersebut, kegiatan sekolah lapang yang ada di 10
Kabupaten/Kota se NTB sebanyak 36 lokasi, yaitu masing-masing 9 lokasi komoditi
padi, 7 komoditi jagung, 8 komoditi kedelai, 3 komoditi bawang merah, 4
komoditi cabe, 1 komoditi tebu dan 4 daging/ternak. Kegiatan SL dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kesadaran dan
kemandirian petani/kelompok tani dalam mengembangkan usahatani dan sumberdaya
alam/lahan secara berkelanjutan tegasnya.
Dijelaskan
Syamsul Riyadi, S.TP penyuluh provinsi wilayah binaan, rembuk tani ini
merupakan salah satu kegiatan sekolah lapang. Untuk kota mataram sendiri mendapatkan
1 lokasi dengan komoditi padi yang dipusatkan di kecamatan sanubaya. Diharapkan
outcome yang didapatkan dalam kegiatan ini mampu meningkatkan produksi da
produktivitas hasil, meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani serta yang tak
kalah pentingnya yaitu meningkatkan minat generasi muda yang bergerak di bidang
pertanian akan keterlibatan pada kegiatan sekolah lapang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar