Minggu, 22 September 2019

Teknologi Water Drip Irigation (Irigasi Tetes), Intervensi Lahan Kering Di Kabupaten Lombok Utara


NTB GEMILANG merupakan visi pembangunan sekaligus  komitmen dan ikhtiar untuk mewujudkan NTB yang tertata rapi sebagai tempat hunian menyenangkan, dengan masyarakat yang berdaya saing, tangguh, dan berbudi luhur serta pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Salah satunya mengeluarkan terobosan-terobosan baru berupa bertani dengan menggunakan sistem pertanian irigasi tetes pada lahan kering di Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dengan pertanian industri 4,0 menggunakan artificial intelligent, semangat dalam mensejahterakan masyarakat petani melalui sentuhan industrialisasi pertanian mulai digalakkan. Hal tersebut di ungkapkan oleh Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah pada acara Pencanagan Industrialisasi Pertanian NTB di Dusun Batu Keruk, Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara sekaligus membangun learning center dalam budidaya komoditi jagung dengan teknologi water drip irigation (irigasi tetes) pada lahan kering (19092019).
Dalam pengembangan lahan kering, di Lombok utara pada Nusa Tenggara Barat pada umumnya tidak hanya menjadi lahan tandus yang tidak bisa ditanami untuk ditonton tetapi perlu diolah dengan fasilitas sarana prasarana dengan sentuhan teknologi inovasi pertanian, akan jauh lebih baik dan bermanfaat baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, ungkap Bu Wagub NTB yang dihadiri oleh Bupati Kabupaten Lombok Utara, Direktur Sarana Prasaran Kementrian Pertanian RI, OPD Pejabat Lingkup Prov. NTB, Pejabat Lingkup Kab. Lombok Utara, Kapolres, Babinsa, Unsur Desa, Penyuluh, Para Kelompok Tani, Tokoh/Masayarakat Desa setempat dan sebagainya.
Dengan penggunaan water drip irigation (sistem irigasi tetes) yang kita mulai hari ini, maka kita akan lebih banyak dapat memanfaatkan lahan-lahan kering yang ada untuk menambah hasil pertanian di NTB, ditambah lagi dengan industrialisasi yang kita programkan di NTB, maka bagaimana kita memberikan nilai tambah terhadap berbagai komoditas unggulan NTB ungkap.
Selain kita meningkatkan jumlah produksi, kita juga memberikan nilai tambah terhadap komoditas-komoditas pertanian kita sehingga, kita tidak lagi menjual dalam bentuk mentahan saja tetapi juga dalam bentuk produk setengah jadi ataupun produk jadi yang dapat dikonsumsi langsung, ungkapnya.
Perkembangan inovasi teknologi pertanian jauh pesatnya, hanya saja karena sebagai inovasi teknologi baru petani memerlukan sumber daya kapital yang sedikit lebih besar pada proses awal. Dan juga diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia petani yang dipandukan tentang kearifan local setiap daerah setempat.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Lombok Utara, Dr. H. Najmul Akhyar, SH. MH., mengungkapkan bahwa luas areal pertanian teknis dan non teknis di Lombok Utara sekitar 80.953 Ha. Dalam luas tersebut lahan kering lebih besar dari lahan bukan sawah yaitu 41.875 Ha lahan kering, 30.774 Ha lahan bukan sawah, sehingga penggunaan lahan kering terserah petani lebih dominan pada budidaya jambu mete, manga dan pada musim hujan baru ditanami jagung.
Disadari pentingnya inovasi teknologi pada era saat ini, sangat memungkinkan yang imbangi sumber daya manusia, sehingga kita tidak hanya tertinggal tetapi juga mempercepat ketinggalan ungkap Bupati.
Ia pun ikut memotivasi semangat masyarakat para petani, serta mendukung program sistem irigasi tetes yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara pada lahan kering, bahwa Pemda Lombok Utara siap dan telah memfasilitasi ketersediaan pasar pertanian melalui unsur sektor pariwisata yang jauh lebih berkembang dan membutuhkan ketersediaan kebutuhan pertanian pada hotel-hotel yang banyak di Lombok Utara dapat bisa menyerap hasil pertanian masyarakat. Sehingga berdampak pada peningkatkan nilai ekonomi petani jauh lebih baik.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pekerbunan NTB Ir. H. Husnul Fauzi, M.Si mengungkapkan bahwa, pemilihan Kabupaten Lombok Utara sebagai lokasi pertama pencanangan industrialisasi pertanian ini untuk membantu pemulihan Lombok Utara pasca bencana alam gempa bumi pada tahun sebelumnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang ada di lahan kering. 
Dengan penggunaan sistem irigasi tetes ini, maka petani yang tadinya hanya bisa panen sekali setahun menjadi tiga kali setahun. Selain melibatkan petani dan penyuluh dalam mendampingi, pemerintah juga melibatkan pihak swasta untuk membantu mensukseskan industrialisasi pertanian ini.jelasnya 
Di lokasi, sekaligus dilakukan demonstrasi penanaman bibit jagung menggunakan kendaraan traktor. Jagung yang ditanam telah melalui proses mekanisasi dengan pupuk yang telah disesuaikan dengan PH tanah. Cara ini berbeda dengan cara konvensional di mana petani melakukan pemupukan setelah bibit tumbuh. Melalui cara baru ini, petani diproyeksikan bisa menanam 3 kali setahun dengan hasil panen meningkat 20%, sehingga pemanfaatan lahan kering lebih maksimal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar