![]() |
Foto Buah Manggis Lingsar Kab. Lombok Barat |
Tanaman manggis termasuk tanaman buah tropik yang
menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia. Propinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan sentral utama penghasil buah manggis. Belum banyak yang tahu bahwa buah
manggis varietas Lingsar menjadi buah manggis asli dari Kecamatan Lingsar,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Buah asli ini
tengah dipersiapkan untuk menembus pasar ekspor kedepannya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat terus memperluas areal pengembangan tanaman manggis karena merupakan
salah satu komoditas unggulan daerah. Khususkan pada kecamatan Narmada dan
kecamatan Lingsar menjadi kecamatan subur yang dikenal salah satunya sebagai
daerah penghasil buah manggis. Sejak puluhan tahun lalu masyarakat kecamatan
narmada membudidayakan buah manggis secara serius.
Dijelaskan bahwa pengembangan lahan tanaman
manggis setiap tahun mengalami peningkatkan sekitar 250 ha lebih dan 11.599
batang pohon pada kecamatan lingsar dan narmada berkembang kecamatan
gunungsari.
Tanaman manggis ditanam oleh
masyarakat bukan hanya di pekarangan, hamparan kebun baik dilahan kering maupun
lahan sawah penduduk, obyek wisata tetapi juga dilakukan di tempat ibadah
seperti masjid dan pura sebagai tanaman pekarangan.
Sebelumnya para pemilik kebun menanam tanaman manggis
hanya untuk kebutuhan keluarga. Di kebun-kebun yang biasanya ditanami pepohonan
non buah, mereka hanya menanam 2 sampai 3 pohon saja. Setelah warga mulai
melihat keuntungan dalam penjualan pemasaran, mereka mulai menanam tanaman manggis
secara masal dan professional, secara pelan tetapi pasti peningkatan tanaman
manggis terus meningkat. dikenal luas
dengan citarasa yang khas.
Dikecamatan narmada buah manggis mempunyai citrarasa
yang khas, begitu juga pada kecamatan linsar mempuyai buah dengan warna merah
kehitaman dan kulit buah bagian dalam berwarna merah muda, daging buah putih
bersih dan memiliki rasa manis ini banyak digemari banyak orang.
Disampaikan oleh petani manggis lingsar untuk
keuntungnya pemasaran “Sahnan” bahwa dirinya memiliki 50 pohon manggis di areal
persawahan. Untuk tiap pohonnya dalam satu musim dapat menghasilkan sekitar 30
kg. Dalam setahun panen bisa dilakukan dua kali. Sehingga jika harga rata-rata
manggis Rp 15.000 per kg (minimal) bisa tembus Rp 50.000 per kg, maka
penghasilan dari manggis setahun dapat mencapai 50 juta rupiah. Dan untuk memasarkannya
buah manggis terbilang tidak sulit karena banyak pengepul yang telah ada atau
bisa langsung ke pasar terdekat.
“Untuk tanaman manggis sangat mudah dan tidak
merepotkan. Hanya memupuk satu kali dalam setahun dengan pupuk NPK dan pupuk
kandang,” ungkap sahnan.
Di kecamatan lingsar tepatnya Desa Batu Mekar
terdapat rumah kemas (packing house)
tempat petani menjual produknya. Di lokasi ini manggis dipilah menjadi empat
ukuran terdiri dari AB, 2A, 3A dan 4A. Buah manggis yang sudah dipilah ini
selanjutnya dikemas dalam keranjang plastik berlapis busa lembab. Tujuannya
untuk menjaga kesegaran buah sampai ke tempat tujuan. Selanjutnya buah
manggis dikirim ke Balai Karantina Surabaya untuk dibersihkan dari hama
dan semut, untuk selanjutnya dibawa ke negara tujuan ekspor.
Sedangkan Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri
Wijayanti Yusuf dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu menyampaikan potensi
buah manggis sangat menjanjikan. Sehingga para petani untuk merawat pohon
manggis dengan pemupukan berimbang sesuai yang telah dianjurkan. Karena
akan menjaga sanitasi lingkungan kebun
dalam mempengaruhi buah, sehingga produksi buahnya akan lebih banyak dan lebih
berkualitas serta dapat mempertahankan ciri khas dalam citra rasa buah manggis. Bersama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian
baik Provinsi maupun Kabupaten setempat akan mengawal petani untuk meregistrasi
kebun manggis dan packing house, sehingga buah manggis lingsar dapat diekspor
langsung dari Lombok. Sehingga secara langsung Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Prov. NTB dapat dikenal dunia sebagai sentra manggis bermutu
dan berdaya dengan mempuyai citarasa yang khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar