NTB GEMILANG merupakan visi
pembangunan sekaligus komitmen dan ikhtiar untuk mewujudkan NTB yang
tertata rapi sebagai tempat hunian menyenangkan, dengan masyarakat yang berdaya
saing, tangguh, dan berbudi luhur serta pemerintahan yang berorientasi pada
pelayanan publik. Salah satunya mengeluarkan terobosan-terobosan baru berupa
bertani dengan menggunakan sistem pertanian irigasi tetes pada lahan kering di Kabupaten
Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dengan
pertanian industri 4,0 menggunakan artificial intelligent, semangat dalam mensejahterakan
masyarakat petani melalui sentuhan industrialisasi pertanian mulai digalakkan. Hal
tersebut di ungkapkan oleh Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah pada
acara Pencanagan Industrialisasi Pertanian NTB di Dusun Batu Keruk, Desa
Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara sekaligus membangun learning
center dalam budidaya komoditi jagung dengan teknologi water drip irigation (irigasi tetes) pada lahan kering (19092019).
Dalam
pengembangan lahan kering, di Lombok utara pada Nusa Tenggara Barat pada
umumnya tidak hanya menjadi lahan tandus yang tidak bisa ditanami untuk
ditonton tetapi perlu diolah dengan fasilitas sarana prasarana dengan sentuhan
teknologi inovasi pertanian, akan jauh lebih baik dan bermanfaat baik secara
intensifikasi maupun ekstensifikasi, ungkap Bu Wagub NTB yang dihadiri oleh
Bupati Kabupaten Lombok Utara, Direktur Sarana Prasaran Kementrian Pertanian
RI, OPD Pejabat Lingkup Prov. NTB, Pejabat Lingkup Kab. Lombok Utara, Kapolres,
Babinsa, Unsur Desa, Penyuluh, Para Kelompok Tani, Tokoh/Masayarakat Desa setempat
dan sebagainya.
Dengan
penggunaan water drip irigation (sistem irigasi tetes) yang kita mulai hari
ini, maka kita akan lebih banyak dapat memanfaatkan lahan-lahan kering yang ada
untuk menambah hasil pertanian di NTB, ditambah lagi dengan industrialisasi
yang kita programkan di NTB, maka bagaimana kita memberikan nilai tambah
terhadap berbagai komoditas unggulan NTB ungkap.
Selain
kita meningkatkan jumlah produksi, kita juga memberikan nilai tambah terhadap
komoditas-komoditas pertanian kita sehingga, kita tidak lagi menjual dalam
bentuk mentahan saja tetapi juga dalam bentuk produk setengah jadi ataupun
produk jadi yang dapat dikonsumsi langsung, ungkapnya.
Perkembangan
inovasi teknologi pertanian jauh pesatnya, hanya saja karena sebagai inovasi
teknologi baru petani memerlukan sumber daya kapital yang sedikit lebih besar pada
proses awal. Dan juga diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia petani
yang dipandukan tentang kearifan local setiap daerah setempat.
Sementara
itu, Bupati Kabupaten Lombok Utara, Dr. H. Najmul Akhyar, SH. MH.,
mengungkapkan bahwa luas areal pertanian teknis dan non teknis di Lombok Utara sekitar
80.953 Ha. Dalam luas tersebut lahan kering lebih besar dari lahan bukan sawah
yaitu 41.875 Ha lahan kering, 30.774 Ha lahan bukan sawah, sehingga penggunaan
lahan kering terserah petani lebih dominan pada budidaya jambu mete, manga dan
pada musim hujan baru ditanami jagung.
Disadari
pentingnya inovasi teknologi pada era saat ini, sangat memungkinkan yang
imbangi sumber daya manusia, sehingga kita tidak hanya tertinggal tetapi juga
mempercepat ketinggalan ungkap Bupati.
Ia
pun ikut memotivasi semangat masyarakat para petani, serta mendukung program
sistem irigasi tetes yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara pada lahan
kering, bahwa Pemda Lombok Utara siap dan telah memfasilitasi ketersediaan
pasar pertanian melalui unsur sektor pariwisata yang jauh lebih berkembang dan
membutuhkan ketersediaan kebutuhan pertanian pada hotel-hotel yang banyak di
Lombok Utara dapat bisa menyerap hasil pertanian masyarakat. Sehingga berdampak
pada peningkatkan nilai ekonomi petani jauh lebih baik.
Sebelumnya,
Kepala Dinas Pertanian dan Pekerbunan NTB Ir. H. Husnul Fauzi, M.Si
mengungkapkan bahwa, pemilihan Kabupaten Lombok Utara sebagai lokasi pertama
pencanangan industrialisasi pertanian ini untuk membantu pemulihan Lombok Utara
pasca bencana alam gempa bumi pada tahun sebelumnya dan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani yang ada di lahan kering.
Dengan
penggunaan sistem irigasi tetes ini, maka petani yang tadinya hanya bisa panen
sekali setahun menjadi tiga kali setahun. Selain melibatkan petani dan penyuluh
dalam mendampingi, pemerintah juga melibatkan pihak swasta untuk membantu
mensukseskan industrialisasi pertanian ini.jelasnya
Di lokasi, sekaligus dilakukan demonstrasi
penanaman bibit jagung menggunakan kendaraan traktor. Jagung yang ditanam telah
melalui proses mekanisasi dengan pupuk yang telah disesuaikan dengan PH tanah.
Cara ini berbeda dengan cara konvensional di mana petani melakukan pemupukan
setelah bibit tumbuh. Melalui cara baru ini, petani diproyeksikan bisa menanam
3 kali setahun dengan hasil panen meningkat 20%, sehingga pemanfaatan lahan
kering lebih maksimal