Minggu, 25 Februari 2018

Penyuluh Provinsi Monev dan Kunjungan Lapangan ke Kecamatan Janapria Lombok Tengah


Penyuluh Prov. NTB Kunjungan  Lapangan Ke Poktan Usaha Bersama

Kegiatan penyuluhan secara bertahap tingkatannya melakukan monitoring dan evaluasi. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh penyuluh provinsi NTB ke kabupaten/kota melakukan monev kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja penyuluhan kedepannya.
Salah satunya kunjungan tim penyuluh provinsi NTB ke UPT HPT dan Keswan Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Dalam kunjungan dan pertemuan tersebut dilakukan evaluasi kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan bersama-sama yang didampingi  Koordinator dan Penyuluh Kabupaten Lombok Tengah, Kepala UPT HPT dan Keswan Janapria serta Penyuluh Kecamatan Janapria (selasa, 13/02/2018).
Dalam pertemuan tersebut disampaikan oleh koordinator penyuluh provinsi NTB “Ibrahim, SP” bahwa sebagai tindak lanjut kegiatan yang telah dilakukan pada sebelumnya, maka dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan akan kendala-kendala serta penyelesaian secara teknis maupun non teknis kegiatan yang dimaksud dalam mengevaluasi kegiatan dan progress kerja penyuluhan  khususnya di kecamatan janapria. Sehingga akan menjadi bahan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan untuk tahun berikutnya untuk lebih baik dan maksimal.
Selain itu juga, koordinator penyuluh menyampaikan untuk mendukung program upsus padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, tebu dan daging yang disesuaikan dengan potensi wilayah kinerja penyuluh, maka setiap penyuluh untuk melakukan pendampingan, pengawalan dan pelaporan dengan menggunakan biaya operasional penyuluh (BOP).
Setelah melakukan pertemuan tersebut, tim penyuluh provinsi bersama-sama penyuluh kabupaten melakukan kunjungan lapangan anjasana ke kelompoktani (poktan) usaha bersama dan gabungan kelompoktani  (gapoktan) patuh desa jango.
Semoga dengan kegiatan monev dan kunjungan lapangan dapat memberikan dampak positif bagi penyuluh dan petani dalam meningkatkan hasil produksi produktivitas pertanian, disesuaikan potensi wilayah kinerja penyuluh dalam mendukung program swasembada pangan berkelanjutan.
#Apapunprogramnyapenyuluhankuncinya

Rabu, 14 Februari 2018

Petani dan Penyuluh Se Kabupaten Lombok Barat Panen Raya dan Temu Lapang Bersama Bupati



Sekitar 1000 orang dihadiri dalam kegiatan panen raya padi sekaligus temu lapang petani se Kabupaten Lombok Barat dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Barat, Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB, BPTP NTB, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Penyuluh Provinsi NTB, Camat Lingsar, KTNA Kabupaten Lombok Barat, Instansi Dinas/Badan terkait lainya serta seluruh penyuluh dan petani se Kabupaten Lombok Barat di Desa Gegelang Kecamatan Lingsar (14/02/2018).
Panen raya padi dengan varietas CBD 04 merupakan jenis padi galur berasal dari Provinsi Aceh yang diujicobakan petani oleh-oleh dari Pekan Nasional di Aceh sebelumnya. Alhasil didapatkan sangat baik sehingga mampu meningkatkan hasil produksi pertanian khususnya lumbung pangan dalam komoditi padi untuk swasembada pangan nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, bahwa untuk meningkatkan produksi pertanian petani bersama penyuluh harus berani melakukan ujicoba inovasi teknologi yang berkembang saat ini.
Berbagai teknologi dan inovasi yang berkembang saat mudah didapatkan baik langsung maupun tidak langsung sangat cepat. Tetapi juga perlu diketahui, ilmu teknologi tersebut akan  kesimbangan alam lingkungan sekitarnya ungkap.
Bupati juga menyampaikan arpesiasi sebesar-sebesarnya atas kinerja penyuluh, dalam mendampingi para pahawan pangan yaitu petani.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua KTNA Kabupaten Lombok Barat Hj. Nurhidayah, salah satu komponen teknologi dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi yaitu varietas padi. Saat ini dengan menggunakan varietas cbd o4 galur merupakan varietas unggul yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah sesuai karakteristik baik bentuk, pertumbuhan tanaman, bunga, biji dan spesises tanaman. 
Mudah-mudahan dengan inovasi teknologi yang dilakukan oleh petani dan penyuluh serta KTNA Kabupaten Lombok Barat mendukung segala bentuk program pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai swasembada pangan berkelanjutan

Rabu, 07 Februari 2018

Tumpang Sari Sangat Efektit di Lahan Sempit dan Terbatas


Kunjungan Penyuluh Ke Poktan Tunas Sari Desa Bilebante Pringgerata

Dengan perkembangan ilmu teknologi inovasi pertanian khususnya dalam memanfaatkan lahan pertanian secara maksimal, berbagai inovasi teknologi terus dikembangan salah satunya teknologi tumpang sari. Tumpang sari merupakan suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan antara dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Hal tersebut dilakukan oleh kelompoktani Tunas Sari Desa Bilebante Kecamatan Pringgerata Kabupaten Lombok Tengah.
Salah satu anggota kelompoktani tunas sari yaitu Amaq Seneng melakukan tumpang sari antara komoditi kedelai, bawang merah dan cabe. Teknologi tumpang sari dengan 3 komoditi dilakukan untuk memberikan hasil produksi panen yang maksimal dalam satu lahan terbatas dengan berbagai jenis tanaman yang berbeda. Selain itu juga dengan melakukan tupang sari dapat memperkecil biaya tanam baik dalam pengolahan lahan, perawatan, pemupukan dan tenaga kerja serta memperkecil resiko kerugian dalam mendapatkan harga jual komoditi.
Dijelaskan juga bahwa keuntungan dari teknologi tumpang sari dengan 3 komoditi pada areal seluas 13 are dapat menekan hama tanaman utama bawang merah dengan adanya tamanan lain yang tidak disukai cabe dan kedelai dan secara langsung juga memberikan fungsi unsur hara yang ada ditanaman dapat difungsikan secara maksimal perebutan unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman, mengakibatkan kebutuhan nutrisi semakin banyak.
Sedangkan dijelaskan Syamsul Riyadi dari Penyuluh Provinsi NTB bahwa dengan menggunakan teknologi tumpang sari bukan hanya di tanaman pertanian tetapi dapat pula dilakukan pada tanaman tunggal yaitu monokultur pada tanaman perkebunan atau kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil/belum produkstif. Untuk tanaman sela yang dikenal intercropping bisa tanaman jagung dan kedelai/kacang-kacangan.
Karena dengan tumpang sari petani dapat menjual yang saling menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda dalam menekan resiko kerugian pada setiap tanaman terkait dengan situasi kondisi perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu. Selain itu juga, tumpang sari sangat cocok untuk di lahan sempit dan terbatas terutama di kota-kota besar