Rabu, 03 Oktober 2018

Teknik Budidaya Kangkung Lombok

Foto Panen Sayur Kangkung Lombok

Jenis tanaman sayuran daun air yang menetap kaya akan kandungan zat besi dengan family convolvulacea yaitu sayur kangkung.  Dengan memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Tanaman kangkung (ipomoea aquatica forsk atau ipomoea reptans poir1) merupakan tanaman sayuran yang menjalar pada tanaman di sekitarnya dengan batang bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Dengan  memiliki percabangan batang banyak akan merayap (menjalar/membelit).
Sedangkan untuk tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya yang terdapat mata tunas tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Pada pertumbuhanya tanaman kangkunga dapat berbunga berbentuk terompet daun mahkota berwarna putih/merah lembayung. Untuk buah kangkung sendiri  berukuran 10 mm berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji dengan warna hijau (jika muda), hitam (jika tua). Dan untuk bentuk biji kangkung bersegi-segi tegak bulat berwarna cokelat kehitam-hitaman berkeping dua yang berfungsi sebagai alat perbanyak tanaman secara generatif.
Tanaman kangkung ini hampir diseluruh wilayah Indonesia dan Asia pada umumnya dapat tumbuh dengan baik, akan tetapi memiliki sifat dan rasa yang berbeda-beda. Sehingga menjadikan tanamn sayur kangkung murah, banyak dijumpai di pasar-pasar dan menjadikan faktor pendukung sebagai sayuran murah dan mudah ditemui. Namun tidak semua kangkung mempunyai kualitas dan rasa yang baik seperti kangkung asal daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Secara umumnya kangkung lombok sangat mudah dikenali dari fisiknya yaitu bentuk yang tampak sangat gemuk hijau dan terlihat sangat segar, tidak elastis dan cepat patah. Sedangkan untuk panjangnya rata-rata bisa mencapai 30-40 cm yang dibudidaya lahan sawah atau pada aliran sungai dengan ketersedianan air mencukupi.
Pada lahan sawah dengan pengairan irigasi dari sawah merupakan kangkung dengan kualitas biasa (kualitas standar). Sedangkan pada areal aliran sungai tertentu atau areal tertentu yang memiliki sumber mata air, di areal daratan rendah kualitas bagus (hing quality). Kangkung jenis ini yang paling digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang gurih renyah, batangnya lebih panjang, lebih hijau dan lebih muda. Adapun cara budidaya kangkung lombok antara lain:
1.    Cara Tanam Stek
Tanaman kangkung dapat distek yang ditanam pada lahan irigasi lumpur kolam/sawah yang dangkal dengan jarak 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. dengan memberikan pupuk buatan yang disesuaikan antara 50 – 100 kg N/ha setelah tanam. Sedangkan pada areal tertentu/sungai stek kangkung tersebut diikat secara berantai berurutan yang disesuaikan tanpa melakukan pemupukan dengan sumber mata air terus mengalir.
2.    Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman kangkung, untuk hama yang sering menyerang  berupa ulat grayak (Spodoptera litura F), Kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphids gossypii),. Sedangkan untuk penyakit yang menyerang pada batang tanaman kangkung seperti penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans.  Gejala penyakit ini adanya pustul–pustule berupa bintik berwarna putih di sisi daun sebelah bawah batang. Dan apabila diperlukan gunakan pestisida yang benar–benar aman dan cepat terurai seperti pestisida biologi/pestisida nabati
3.    Panen
Tanaman kangkung dapat panen dengan cara dipangkas pada ujungnya kurang lebih sekitar 20 cm dengan umur sekitar 2–3 bulan lebih sesuai dengan kondisi tanaman agar lebih banyak  bercabang. Dalam pemangkasan panen ini, dapat dilanjutkan pemangkasan panen ujung cabang-cabangnya  setiap satu/dua minggu sekali. Dapat menghasilkan 10–16 t/ha dalam satu tahun. Dan tanaman kangkung setelah berumur satu atau dua tahun lebih, maka dilakukan tanaman baru kembali.
Dalam melakukan budidaya tanaman sayur kangkung, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dapat mempengaruhi tanaman kangkung pertama iklim. Tanaman kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi iklim tropis. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) + 2000 mdpl, dan diutamakan lokasi lahanya terbagi atau sinar matahari yang cukup.
Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman kangkung adalah 400-800 footcandles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum. Oleh karena itu, kangkung dapat tumbuh pada lahan terbuka tetapi tidak terlalu panas.
Kedua yaitu pupuk, ada beberapa zat-zat yang sangat diperlukan tanaman dan seringkali kurang cukup terdapat di dalam tanah, terutama Nitrogen (N), Phosfor (P), dan Kalium (K). Apabila unsur tersebut dapat terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi normal dan baik. Sebaliknya, apabila kekurangan atau kelebihan akan menunjukkan gejala-gejala kekurangwajaran atau abormal. Sedangkan untuk phosfor berperan penting dalam transfer energi dalam sel tanaman, misalnya ADP, ATP, berperan dalam pembentukan membran sel, sangat diperlukan untuk pembiakan generatif yakni pembentukan bunga serta bagian-bagianya.
Untuk kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Tanah mengandung 400-500 kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium pada tanaman berperan sebagai efisiensi penggunaan air, untuk pertumbuhan zat tepung di dalam tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, daun buah dan buah tidak mudah lepas dari tangkainya, lebih tahan terhadap penyakit dan memperluas pertumbuhan akar.
Gejala kekurangan salah satu unsur hara pada tanaman disebut sebagai istilah defisiensi. Kekurangan unsur N pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang kerdil dan daun akan mengalami gejala klorosis. kekurangan unsur P maka pemasakan buah terhambat. Kekurangan unsur K berakibat pada daun-daun yang paling bawah berwarna kuning, dan tanaman rentan terhadap penyakit. Dalam tanaman kangkung terdapat berbagai kandungan vitamin A, vitamin B1, vitamin C, protein, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Berdasarkan hasil penelitian, bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan dan sebagai antiracu.

Selasa, 04 September 2018

Peran BPP Kecamatan Sebagai Unjung Tombak Petani


Dengan pesatnya perkembangan informasi dan teknologi saat ini, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai kelembagaan penyuluhan pemerintah yang paling depan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat dasar. Para penyuluh tingkat BPP menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan pertanian secara umum. Dalam keberadaan para penyuluh yang langsung berhubungan dengan para pelaku utama maupun pelaku usaha sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan suatu program atau kegiatan terutama dalam hal penyampaian informasi data, percepatan inovasi teknologi, dan perubahan  perilaku serta sikap para petani.
Keberadaan Kelembagaan BPP dan penyuluh tersebut diimbangi dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang  dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Jika mengacu pada standarisasi Balai Penyuluhan Kecamatan, kondisi sarana dan prasarana penyuluhan di sebagian besar BPP di Nusa Tenggara Barat masih belum maksimal khusunya dalam penyebarluasan informasi teknologi serta pendataan pertanian secara cepat, efektif dan efisien, untuk dapat memfasilitasi akses petani terhadap kelembagaan petani, sumber-sumber permodalan, pasar, dan teknologi pertanian. Dikarenakan kondisi fisik bangunan BPP dan sarana penunjangnya juga beragam dan tidak cukup memadai akibat sumber pendanaan yang beragam setiap kabupaten/kota.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No 16/Permentan/OT.140/2/2013 tentang pedoman sistem manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian (SMIPP) di lingkup kementerian pertanian menpunyai ruang lingkup yaitu pertama Sebagai unsur pendukung Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian. Kedua  sebagai organisasi dan mekanisme kerja pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian, dan Ketiga Sebagai Topologi Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian dalam menyediakan informasi/materi pertanian, data penyuluh pertanian dan data kelembagaan petani dan usaha tani yang dibutuhkan penyuluh, pengambil kebijakan, pelaku utama, pelaku usaha, dan masyarakat pertanian sesuai kebutuhan dan spesifik lokalita. Selain itu juga  mempercepat arus data dan informasi pertanian dari pusat ke daerah dan petani. Serta membangun integritas materi penyuluhan pertanian, data ketenagaan penyuluh pertanian dan data kelembagaan petani dan usaha tani yang mutahir melalui website Sistem Informasi Manajeman Penyuluhan Pertanian (Simluhtan), Cyber Extension dan lain-lain.   Kementerian Pertanian,
Balai penyuluhan pertanian pada dasarnya adalah sebagai tempat/wadah pertemuan para penyuluh, pelaku utama, pelaku usaha dan pelaku lainya. Sejalan dengan itu, para penyuluh yang berada di Balai Penyuluhan Pertanian bertugas: menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sesuai dengan programa penyuluhan kabupaten/kota; melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; dan menyediakan serta menyebarkan informasi teknologi, inovasi, sarana produksi, pembiayaan, dan  pasar. Sarana prasarana dan tata kerja yang standar pada sebuah BPP bertujuan antara lain :
1.      Memfasilitasi peningkatan kompetensi bagi penyuluh PNS, penyuluh swadaya, penyuluh swasta serta pelaku  utama dan pelaku  usaha;
2.      Mengembangkan, memelihara, dan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia sesuai  potensi wilayah;
3.      Memfasilitasi penyuluhan/jasa konsultasi agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya;
4.      Memfasilitasi tempat percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
5.      Sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha;
6.      Menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota;
7.      Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan;
8.      Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;
9.      Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha;
10.  Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan
11.  Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
            Selain tugas dan fungsi yang telah diuraikan di atas, kegiatan para penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan yang sesuai standard pelaksanaan sebuah BPP yang ideal, juga adalah: memfasilitasi kerjasama antar peneliti; penyuluh pertanian, pelaku utama dan pelaku usaha lainnya; melaksanakan forum-forum penyuluhan pertanian (rembug tani, temu lapang, temu karya, koordinasi, musyawarah dan lain-lain; menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, kelembagaan pelaku utama dan kelembagaan pelaku usaha; memfasilitasi layanan informasi dan konsultasi bagi masyarakat dan pelaku utama; perakitan materi, media dan alat bantu penyuluhan yang spesifik lokal; layanan terpadu informasi melalui cyber extention; klinik terapan agribisnis; pusat inkubator agribisnis; melaksanakan updating data ketenegaan dan kelembagaan penyuluhan; supervisi, evaluasi dan penilaian kinerja penyuluh
Untuk mengelola semua unsur yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan diperlukan pengorganisasian dan tata hubungan masing-masing elemen terkait dengan kegiatan penyuluhan di sebuah BPP, maka diperlukan struktur organisasi seperti Kepala BPP; Kepala Subbagian Tata Usaha; Kelompok Fungsional; Urusan Programa; Urusan Monitoring dan Evaluasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Balai Penyuluhan melaksanakan kegiatannya berdasarkan wilayah administrasi kecamatan dan operasionalisasinya didukung oleh para penyuluh. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan berdasarkan programa penyuluhan. Kepala Balai Penyuluhan  melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi program di kecamatan serta melakukan konsultasi dengan dinas teknis di kabupaten/kota yang berkaitan dengan penyelenggaraan penyuluhan. Balai Penyuluhan merupakan bagian integral dalam pembangunan pertanian di wilayah kecamatan, yang harus masuk dalam sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program pembangunan wilayah.
Dalam mengakomodir segala aktivitas di BPP secara ideal terhadap pelaku utama dan pelaku usaha dibutuhkan pimpinan/penyuluh dengan keahlian khusus (sesuai kondisi wilayah), manajeman penyuluhan (sistem kerja latihan, kunjungan dan evaluasi, sekolah lapang, demplot), lokasi strategis, sarana-prasarana penunjang dalam sebuat kelembagaan organsasi (ruangan/bangunan, alat operasian penyuluhan/transfortasi sesuai wilayah dan sebagainya). Hal tersebut akan saling berkaitan dan mendukung motivasi akan kinerja petugas dilapangan. Sehingga pembangunan pertanian khususnya kelembagaan penyuluhan pada tingkat paling dasar yaitu Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan akan memberikan peran yang strategis secara kompleks dan kesinambungan ketersediaan sarana produksi, pembangunan infrastruktur, pengembangan sistem distribusi dan konsumsi, dan  pembangunan kelembagaan serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pelaku agribisnis serta dukungan dan kerjasama sektor-sektor pihak terkait lainnya. Penetapan berbagai program dan strategi pembangunan sektor pertanian harus dikawal dengan ketat dan tetap fokus pada tujuan akhir yaitu untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petani. Pada akhirnya kondisi agroklimat wilayah akan memberikan yang positif dalam mengembangan potensi yang khas/spesifik untuk mengembangkan komoditas pertanian lokal tertentu yang tidak dimiliki daerah lain. Oleh karena itu dukungan dan partisipasi seluruh stik holder dan institusi terkait, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten sangat diperlukan untuk mencapai hasil pembangunan pertanian yang maksimal