Minggu, 12 November 2017

Petani NTB Learning by Doing ke P4S Sedulur Tani Jombang Jawa Timur


Peserta Magang Petani NTB Komoditi Padi Tahun 2017

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk terciptanya perubahan lebih baik seperti lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta mendorong peningkatan pertambahan industri pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan. Dalam pencapaian tersebut selaras tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia baik pelaku utama dan pelaku usaha.
Serta diimbangi oleh semakin meningkatkan pengetahuan, teknologi pertanian dalam arti luas yang didapatkan melalui berbagai macam sumber media cetak, elektronik dan alsintan dalam meningkatkan kualitas pelaku utama/petani untuk berkreaksi lebih mandiri kedepannya.
Hal tersebut dilakukan 20 petani NTB melakukan belajar sambil bekerja langsung (learning by doing) atau lebih dikenal dengan magang ke Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sedulur Tani Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang Jawa Timur belum lama ini tanggal 2 s/d 6 November 2017.
Dijelaskan oleh tim pendamping magang Syamsul Riyadi, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia petani khususnya meningkatkan hasil produktivitas hasil pertanian. Sehingga petani akan lebih sejahtera, mandiri dalam meningkatkan wawasan dan ktrampilan petani manajemen beragribisnis. Peserta magang petani berjumalh 20 orang yang terdiri dari masing-masing kabupaten/kota se NTB 2 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok petani komoditi padi dan kelompok petani komoditi jagung.
Pelaksanaan magang petani langsung ke P4S Sedulur tani Kec. Bareng Kab. Jombang Jawa Timur. Karena secara letak geografis NTB hampir ada kesamaan dengan Jawa Timur kondisi lahan secara iklim/cuaca.
Petani akan lebih difokuskan dalam peningkatan ketrampilan usaha agribisnis, penerapan penyebarluasan teknologi tepat guna dikalangan petani seperti pertanian organik agar kedepan petani menjadi mandiri. Sehingga permasalahan pertanian dan petani tidak bisa dipisahkan dari kebijakan nasional dalam mengembangkan sektor pertanian saat ini. Namaun kebijakan tersebut belum mampu untuk mengubah secara utuh pola pikir, kesadaran dan kemauan akan keseimbangan alam lingkungan dengan pertanian ungkap Syamsul penyuluh pendamping peserta.
 Harapan kedepannya petani harus mau saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, saling memberikan suport dan motivasi agar tumbuh dengan energi sosial untuk membangun sebuah keberdayaan menuju wirausaha dalam mengembangkan jejaring usaha/kerja secara mandiri dan swadaya demi kesejahteraan petani kedepannya.
      Dalam kegiatan magang ini, petani NTB lebih banyak belajar ilmu pengetahuan baru yang belum mereka dapatkan sebelumnya berupa pertanian organik baik dari budidaya, pengendalian OPT sampai dengan pemasaran hasil pertanian. Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan magang diantaranya analisa usaha tani, pengenalan teknologi benih/bibit, pengelolaan limbah pertanian, teknologi PHT, budidaya komoditi padi dan komoditi jagung organik. Selain materi yang diterima peserta juga melakukan praktek langsung seperti  pembuatan agen hayati, pengamatan OPT, melihat unsur kandungan lahan/tanah organik dan anorgaik, pembuatan molase serta melakukan kunjungan ke kelompoktani banjar sari yang merupakan kelompoktani yang telah memdepankan pertanian berbahan organik komoditi padi sebagai sarana secara swadaya dan mandiri baik dari perlakuan benih, persiapan lahan (budidaya), pembasmian hama penyakit sampai pemasaran hasil pertanian organik.
     Selain itu, peserta magang melakukan kunjungan ke P4S Mitra tani. P4S Mitra Tani merupakan salah satu pusat pelatihan yang sangat maju di Kabupaten Jombang. Beberapa fasilitas yang dimiliki P4S Mitra Tani yakni beberapa ruang kelas dan laboraturium sampai dengan dapat mendirikan pendidikan berupa sekolah dan pesantren. Untuk laboraturium digunakan sebagai tempat penelitian untuk pembuatan pengembangan agen hayati, beberapa ruang kelas digunakan sebagai tempat pelatihan yang dikombinasikan sebagai tempat penginapan para santri dalam menuntu ilmu pengetahuan.