Rabu, 23 November 2016

Lombok Barat Menjadi Juara Umum PEDA KTNA XV Tahun 2016



Penyelenggaraan Penutupan Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan  (KTNA) ke XV Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 berakhir pada anggal 4 November 2016 bertempat di Asrama Haji Mataram.
Kegiatan Pekan Daerah untuk meningkatkan motivasi, kegairahan para petani nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan.
Selain itu, untuk meningkatnya apresiasi para peserta dan masyarakat pelaku agribisnis untuk memacu prestasi dalam pembangunan pertanian pedesaan. Dan sebagai persiapan, dalam menentukan dan mengorganisir peserta pada penyelenggaraan Pekan Nasional (PENAS) XV Provinsi Aceh Tahun 2017 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Plt. Kepala Sekretariat Bakorluh Prov. NTB Muhammad Riadi, SP.,M.Ec.Dev bahwa kegiatan semacam ini selain untuk meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, penguasaan teknologi, dan pemasaran serta meningkatnya jiwa wirausaha tani nelayan dan apresiasi masyarakat pelaku agribisnis untuk memacu prestasi dalam pembangunan pertanian yang ramah lingkungan baik pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan maupun kelautan. Sesuai dengan tema PEDA yaitu kita mantapkan kelembagaan tani nelayan da petani hutan sebagai mitra kerja pemerintah dalam rangka kemandirian ketahanan dan kedaulatan pangan menuju kesejahteraan petani nelayan NTB yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Senada dengan hal tersebut disampaikan juga sektor perikanan, kehutanan dan pertanian dalam arti luas yang telah akan dan saat dikembangan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah Prov. NTB.
Dikarenakan NTB merupakan termasuk dalam koridor V Master Plan Perluasan dan Percepatan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dengan sektor utama pariwisata dan pangan. Sehingga  menempatkan sektor pertanian dalam artian umum sebagai progam utama dan strategis. Apalagi, sebagian besar warga masyarakat masih mengandalkan pertanian sebagai sandaran ekonomi.
Dengan posisi tersebut menjadi penting dan diperhitungkan sebagai salah satu lumbung pangan yang memberikan dampak pada ketersediaan pangan baik padi, jagung, kedelai dan peternakan yaitu sapi. Jika pertanian di NTB terganggu, maka akan berdampak juga secara nasional.
Penyelenggaraan Pekan Daerah tergabung dalam anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) seluruh NTB mulai menggelar serangkaian acara, diskusi pengembangan teknologi dan inovasi yang dihasilkan baik pertanian perikanan dan kehutanan serta berbagai isu terkini baik daerah maupun nasional. Adapun kegiatan evet yang akan dilombakan mulai dari Pameran Dan Promosi, Gelar Teknologi , Tem Teknologi, Temu Karya, Unjuk Tangkas, Olah Raga dan Sebagainya.
Pameran dan promosi berupa lomba stand yang diikuti oleh KTNA/Bapeluh Kabupaten/kota se NTB, Bakorluh Prov. NTB, Disperindag Prov. NTB, Dinas Pertanian TPH Prov. NTB, Dinas Kehutanan Prov. NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB, Dinas Perkebunan Prov. NTB, Badan Ketahanan Pangan Prov. NTB dan BPTP NTB, Balai Karantina Pertanian Mataram dan dari Swasta. Dengan mendepankan  pelayanan informasi, keserasian dalam penyajian komoditi, dekorasi, kerapian dan kebersihan.
Menjadi juara I instansi BPTP NTB, Juara II Kabupaten Lombok Barat dan Juara III Kabupaten Dompu. Meningkatkan daya inovasi dan kreativitas peserta pameran pembangunan dalam menyampaikan pesan informasi melalui peragaan dalam bentuk visualisasi/peragaan produk dan jasa.
Gelar dan temu Teknologi dirangkaikan menjadi satu yang dipusatkan di BPTP NTB. Dimana gelar teknologi terebut memberikan model budidaya komoditi pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dengan menggunakan teknologi inovatif. Gelar Teknologi adalah  kegiatan menampilkan inovasi teknologi unggulan berbagai komoditas pertanian, perikanan,  dan kehutanan dalam bentuk demplot percontohan pada lahan sawah petani yang merupakan hasil inovasi teknologi. Selanjutnya dilakukan temu teknologi  berupa forum pertemuan antara petani nelayan dengan peneliti, penyuluh dan pejabat fungsional lainnya untuk saling tukar menukar informasi dan pengalaman mengenai keberhasilan penerapan suatu teknologi yang ramah lingkungan yang meliputi teknologi budidaya, pasca panen dan pengolahan hasil. Metode penyampaian dalan kegiatan temu Teknologi adalah berupa pemaparan dan diskusi dimana materi yang akan disampaikan adalah berupa inovasi teknologi unggulan terbaru dan pengalaman penerapan inovasi teknologi.
Kegiatan temu karya denga tema Teknologi Tepat Guna Spesifik Lokal untuk Meningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Strategis Menuju Kesejahteraan Petani Nelayan NTB yang Berdaya Saing. Menampilkan berbagai invofasi, saling tukar informasi dan pengalaman dalam pengembangan usahatani kedepannya.
Adapun karya yang ditampilkan oleh 9 (sembilan) kabupaten peserta adalah sebagai berikut : 1) Kabupaten Bima dengan judul pengaruh penggunaan air kelapa  terhadap peningkatan  produktivitas kedelai, 2) Kabupaten Dompu berjudul pemupukan tambak menggunakan pupuk hayati ponda wila (buah maja), 3) Kabupaten Sumbawa menampilkan dua judul karya yaitu jerami organik – 17 sebagai tabung nutrisi penyanggah akar dan batang pada tanaman tomat dan Abela Pas (alat tanam benih langsung padi sawah), 4) Kabupaten Sumbawa Barat berjudul pembuatan siput mutiara skala rumah tangga, 5) Kabupaten Lombok Utara menampilkan dua judul yaitu alat tangkap ikan laut dalam (buah anggur) dan herbisida nabati, 6) Kabupaten Lombok tengah dengan judul alat penggembur tanah manual (pengganti cangkul, 7) Kabupaten Lombok Timur menampilkan dua judul yaitu mesin tetas dengan udara panas yang berputar dan pengendalian hama pada tanaman padi memakai cara tradisional dengan bahan buah maja dan kekirik hama, 8). Kabupaten Lombok Barat berjudul jus polen lebah madu trigona SP, 9) Kota Mataram menampilkan karya yang berjudul kopi rumput laut.
Setelah mengkompilasi jumlah nilai yang diperoleh dari masing-masing kabupaten berdasarkan 4 (empat) kriteria penilaian diatas, maka ditetapkan sebagai Juara I (pertama) dengan jumlah nilai 431,67 diraih oleh Kabupaten Lombok Barat melalui karyanya yang berjudul jus polen lebah madu trigona SP. Juara II (kedua) dengan nilai 423.33 diraih oleh Kota Mataram dengan karya unggulannya yaitu kopi rumput laut, juara III (ketiga) dengan jumlah nilai 420,00 diraih oleh Kabupaten Lombok Utara melalui karyanya yang berjudul alat tangkap ikan laut dalam (buah anggur).
Selanjutnya kegiatan lomba berupa ketrampilan dalam bidang agribisnis yaitu unjuk tangkas. Unjuk tangkas yang dilombakan dan diikuti oleh seluruh kabupaten/kota yaitu pertama memilih jenis kelamin anak ayam (DOC) dimenangkan oleh Syarifudin dari Kabupaten Dompu Juara I, Abdul Rahim dari Kabupaten Lombok Timur  juara II dan Kota Mataram atas nama Sakirin mendapatan juara III.
Kedua kegiatan mengupas, membelah dan mencukil kelapa. Dimenangkan dari kabupaten Sumbawa, Juara II Kabupaten Lombok Timur, dan Juara III Kota Mataram. Ketiga lomba memipil jagung dengan peserta 2 orang, dimenangkan oleh  Kabupaten Bima Juara I, Kota Mataram Juara II dan Kabupaten Lombok Utara Juara III.
Keempat  pada unjuk tangkas lomba okulasi tanaman buah dengan peserta 1 orang dengan cara/teknik yang tepat dan cepat dari kabupaten/kota. Dimenangkan oleh Kabupaten Lombok Timur Juara I, Kabupaten Bima Juara II dan Kabupaten Lombok Tengah Juara III. Sedangkan untuk lomba mengemas benih lele, bahwa peserta harus mengemas sebanyak 100 ekor benih lele dalam 1 kantong plastik dengan teknik yang baik dan cepat dimenangkan oleh Raden Mardi dari Kabupaten Lombok Utara Juara I, Herwan Wahyuni dari Kabupaten Sumbawa Juara II dan Usud dari Kabupaten Dompu mendapatkan juara III.
Dan sebagai kerakraban peserta PEDA dilakukan lomba olah raga berupa balaq karung, bakiak, engrang, slodor dan senam pagi. Dimana kabupaten Lombok Barat keluar juara Umum, dilanjutkan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara.

Minggu, 20 November 2016

Cara Mudah Mengetahui Tanah Asam Baik Tradisional/Alat PUTS

Tanah menjadi faktor penting dalam budidaya tanaman. Selain sebagai media tanam, tanah juga menyuplai makanan dalam bentuk unsur hara. Karena itu, untuk keberhasilan budidaya ‘wajib’ hukumnya mengetahui kondisi tanah. Salah satu yang sangat penting adalah kadar keasaman tanah (pH).

Ukuran pH antara 0-14. Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur hara. Artinya, tanaman mampu menyerap optimal unsur hara tersebut pada kondisi pH netral, yakni 7.

Banyak pemicu yang menyebabkan pH tanah rendah. Pertama, curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah, kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam. Kedua, adanya unsur Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.

Ketiga, air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena tata air atau drainase yang tidak baik. Keempat, dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalsium dari dalam tanah. Kelima, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Secara umum tanah dengan pH rendah merupakan tanah dengan kekurangan kalsium dan magnesium.

Banyak cara untuk mengetahui tanah itu asam atau tidak, baik secara tradisional serta penggunaan alat ukur tentunya.

Tradisional
Cara sederhana mengetahui pH tanah di lahan apakah asam atau tidak, cukup dengan melihat apakah di lahan tersebut terdapat tumbuhan Melastoma malabathricum. Dalam bahasa Minang dikenal dengan sikaduduk atau senduduk (Melayu). Masyarakat Jawa menyebutnya senggani atau kemanden. Sedangkan suku Sunda menamakan harendong. Jika tanaman tersebut tumbuh, maka mengindikasikan lahan tersebut memiliki pH tanah yang asam atau pH di bawah 7.

Cara berikutnya, menggunakan kunyit seukuran jempol tangan. Potong menjadi dua bagian. Langkah berikutnya, ambil sampel tanah dari keempat ujung titik lahan ditambah satu titik di tengah lahan. Kemudian aduk secara merata dan basahi dengan air.

Tahap selanjutnya, masukkan satu bagian kunyit yang sudah dipotong ke dalam tanah yang sudah dibasahi lebih kurang 30 menit. Lalu angkat, kemudian perhatikan dan bandingkan warna potongan kunyit yang dicampur dalam tanah dengan potongan yang tidak dicampur.

Jika warna kunyit menjadi pudar, maka dapat dipastikan lahan tersebut memiliki kadar keasaman yang tinggi, pH di bawah 7. Jika warna kunyit tetap, pH tanahnya netral, mendekati 7. Sedangkan, jika warna kunyit menjadi biru, maka kadar keasaman tanah tersebut rendah, pH di atas 7.

Penggunaan Alat Ukur
Dua cara tersebut memang belum terukur tepat. Sebab, hanya mengetahui tanah itu asam atau tidak. Berapa tingkat keasamannya tidak terukur, sehingga masih sulit dalam pemberian perlakuan pada tanah. Karena itu perlu cara yang lebih terukur. Tentunya dengan menggunakan alat, baik menggunakan kertas lakmus atau pemakaian alat pH meter.

Dengan menggunakan kertas lakmus atau pH indikator. Langkahnya dengan mengambil sampel tanah dari keempat ujung titik lahan ditambah satu titik dari tengah lahan, kemudian dicampur rata. Selanjutnya campur dan aduk merata menggunakan air, dengan perbandingan 1:1.

Biarkan selama 15 menit, sehingga air dan tanahnya terpisah (mengendap) dalam wadah gelas. Lalu masukkan ujung kertas lakmus atau pH indikator tadi selama 1 menit. Usahakan jangan mengenai tanah.

Setelah warna kertas lakmus stabil segera angkat. Lalu cocokkan warna yang ada pada kertas lakmus dengan bagan warna. Kita akan melihat tingkat keasaman tanah yang diukur, berada pada skala pH berapa, apakah 0 atau 1, sampai dengan 7.

Cara kedua menggunakan pH meter dengan memasukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan ditambah satu titik dari tengah lahan. Hasil yang diperoleh langsung dalam bentuk angka yang sudah dirata-ratakan.

Skala keasaman tanah bisa dilihat secara langsung, sehingga mempermudah pemberian dosis dolomit atau kapur pada lahan. Secara umum, setiap kekurangan 1 tingkat dari pH 7 (netral) membutuhkan 2 ton dolomit setiap hektar. Jika pH tanah 5, memberikan dolomit pada lahan sekitar 4 ton/ha. Pemberian dolomit dilakukan sebelum tanaman ditanam atau benih ditabur

sumber berita : http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/cara-mudah-mengetahui-tanah-asam/

Senin, 17 Oktober 2016

Persiapan Pekan Daerah NTB Semakin Dimantapkan



Kegiatan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Ke XV Tahun 2016 Tingkat Provinsi NTB yaitu Pekan Daerah (PEDA) akan segera dilaksanakan. Berbagai persiapan dilakukan oleh panitia pekan daerah dimantapkan yaitu berupa pertemuan koordinasi panitia. Pertemuan persiapan koordinasi yang dipimpin langsung plt. Sektretariat Bakorluh Prov. NTB "Muhammad Riadi, SP.,M.Ec.Dev" mengatakan bahwa kegiatan Pekan Daerah merupakan ajak pertemuan kontak tani nelayan besar tingkat Prov. NTB, bukan hanya mempersiapkan kapasitas sumber daya manusia petani/nelayan saja tapi kesiapan panitia secara baik berupa sarana prasarana pendukung kegiatan perlu direncanakan dan dipersiapan secara maksimal.
Pertemuan rapat koordinasi dihadiri oleh seluruh panitia pekan daerah kontak tani nelayan andalan XV Prov. NTB sesuai dengan Keputusan Gubernur NTB Nomor 523.6-804 tahun 2016 di Aula Bakorluh Prov. NTB (17/10/2016). Dalam penyelenggaraan PEDA ini dimaksudkan untuk mengorganisir persiapan pada kegiatan Pekan Nasional (PENAS) XV Petani Nelayan 2017 di Provinsi Aceh secara baik.  Sehingga perlu dilakukan kesiapan secara matang ungkap sekaligus sebagai koordinator bidang kesektretariatan PEDA tahun 2016.
Selain itu, ketua umum Pekan Daerah "Ir. M. Sabri Amin" menjelaskan bahwa acara PEDA yang akan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 2 s/d 4 November 2016 dipusatkan di Asrama Haji Mataram, akan dihadiri sekitar 400 peserta KTNA Kabupaten/Kota se NTB dan para undangan mulai dari Para Bupati/Walikota, Kepala SKPD Lingkup Provinsi, Kabupaten/Kota akan menjadi ajang yang sangat baik dalam meningkatkan motivasi, dan kegairahan petani-nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan.
Sesuai dengan tema yang diambil pada tahun ini yaotu “Melalui Pekan Daerah Petani Nelayan Ke XV Kita Mantapkan Kelembagaan Tani Nelayan dan Petani Hutan Sebagai Mitra Kerja Pemerintah Dalam Ranka Kemandirian Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Menuju Kesejahteraan Petani Nelayan NTB yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan”.
 Hal tersebut dipertegas kembali oleh Kepala BPTP NTB “Dr. Ir. M. Saleh Mokhtar, MP” bahwa dengan pemantapan  kelembagaan petani akan menjadi tolak ukur segala kegiatan program pemerintah dan pihak lainnya sebagai mitra petani untuk mewujudkan program swasembada pangan nasional secara berkelanjutan. Sehingga akan memberikan efek dengan terbentuknya kemandirian dan kesejahteraan petani khususnya petani di NTB.
Dalam kegiatan PEDA berbagai kegiatan akan digelar seperti rembug kontak tani nelayan andalan tingkat provinsi, temu profesi bersama penyuluh dan petani, temu usaha gribisnis dan pasar lelang produk unggulan daerah, pameran produk unggulan setiap kabupaten/kota, gelar dan temu teknologi, temu karya, peragaan dan unjuk tangkas, asah trampil serta gempita. Dengan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut dan melibatkan banyak pihak, maka perlu dikoordinasikan kembali untuk melibatkan pihak kepolisian sebagai dukungan akan terselenggarnya kegiatan.

Jumat, 07 Oktober 2016

Sekitar 243 Penyuluh Pertanian Mengikuti Test CAT di BKD Prov. NTB



Melalui Kementerian Pertanian mengusulkan formasi 6.087 Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) yang berada di kabupaten/kota seluruh Indonesia untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) termasuk di Nusa Tenggara Barat. Sekitar 243 peserta penyuluh pertanian NTB akan mengikuti ujian test CAT selama sehari dengan dibagi menjadi 3 gelombang (5/10/2016) di Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai dengan Pengumuman Tambahan III Nomor 1593/KP.110/A2/09/2016 Tentang Jadwal Seleksi Pelaksanaan Seleksi Pengadaan ASN dari Kemnterian Pertanian RI.
Bahwa ujian test merupakan langkah awal yang diharapan oleh Tenaga Harian Lepas Bantu Penyuluh Pertanian akan penentuan nasip kedepannya atas kinerja selama ini, ungkap salah seorang penyuluh.
Pada saat ini jumlah penyuluh yang bertugas di masing-masing desa/kelurahan tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 12.007 PNS dengan melayani 71.479 desa/kelurahan dengan potensi pertanian. Dan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani serta Permentan Nomor 72 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsinal Penyuluh Pertanian menyebutkan bahwa paling sedikit satu orang penyuluh dalam satu desa sesuai dengan potensi pertanian setempat. Maka dapat dilihat bahwa masih dibutuhkan sebanyak 59.472 orang penyuluh untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebelum merealisasikan rencana pengangkatan CPNS Penyuluh Pertanian, Menteri PAN-RB melakukan nota kesepahaman (MOU) antara Menteri Pertanian dan Bupati/Walikota untuk menjamin pelaksanaan seleksi sesuai mekanisme. Dengan melakukan Tes seleksi pengangkatan THL-TB menggunakan metode Computer Assisted Test (CAT) sesuai dengan amanat Undang-Undang  Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Untuk kepesertaan ujian dilakukan oleh THL-TBPP yang berusia kurang dari dan sama dengan 35 Tahun pada 5 spetember 2016. Sedangkan untuk penyuluh pertanian yang berusia dari 35 tahun keatas akan diproses melalui pola Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)  setelah Peraturan Pemerintah tantang Manajemn PPPK diterbitkan.
Semoga, dengan dilakukan test ujian CAT memberikan semangat kinerja atas kontribusi dalam peningkatan produksi dan pendapatan bagi petani kedepan dalam mendukung swasembada pangan nasional. 
Salam Apapun Programnya Penyuluhan Kuncinya